Arie Smit, Maestro Pemburu Cahaya

Pada 8 Juni 1938, kapal Baloeran mengarungi lautan menuju Hindia Belanda. Perjalanan memakai Mail en Passagiersdienst Rotterdamsche Lloyd itu mengantarkan Arie bersama rombongan tentara Belanda dari pelabuhan Rotterdam menuju Tanjung Priok, Batavia. Usia Arie masih 22 tahun, dan ia sebenarnya tidak menyukai senjata. Barangkali, Arie pada saat itu tidak pernah mengira bahwa takdir yang ia sempat tolak tersebut akan menjadi titik balik dalam biduk hidupnya.

Buku Arie Smit: Hikayat Luar Biasa Tentara Penembak Cahaya garapan Agus Dermawan T. ini mengisahkan biografi hidup Arie Smit, seorang maestro lukis kelahiran Belanda bernama lengkap Adrianus Wilhelmus Smit. Selama 78 tahun, ia memilih Indonesia sebagai rumah dan Bali sebagai tambatan hatinya, yang tecermin dalam keseluruhan karyanya. Seperti dikatakan Agus Dermawan T., sebagian orang menyebut Arie Smit sebagai pelukis Belanda yang tinggal di Bali. Tapi Arie Smit selalu menyangkal sebutan itu. Ia minta dicatat sebagai pelukis Bali yang tinggal di Indonesia, atau malah seniman Indonesia yang lahir di Belanda (hlm 1).

Sabtu, 11 Februari 2017

Pada 8 Juni 1938, kapal Baloeran mengarungi lautan menuju Hindia Belanda. Perjalanan memakai Mail en Passagiersdienst Rotterdamsche Lloyd itu mengantarkan Arie bersama rombongan tentara Belanda dari pelabuhan Rotterdam menuju Tanjung Priok, Batavia. Usia Arie masih 22 tahun, dan ia sebenarnya tidak menyukai senjata. Barangkali, Arie pada saat itu tidak pernah mengira bahwa takdir yang ia sempat tolak tersebut akan menjadi titik balik dalam biduk

...

Berita Lainnya