Potret Urban sekaligus Dokumen Sosial

Yulaika Ramadhani
Anggota dari Community for interfaith and intercultural dialogue Indonesia

Tidak bisa dimungkiri, kota-kota yang dekat dengan budaya urban mempunyai nilai komersial tersendiri, pun di bidang kepenulisan. Masyarakat urban yang kerap dilihat dari bagaimana mereka menghabiskan waktu dan apa yang mereka pikirkan sering menjadi aktor di banyak novel populer. Novel merupakan medium efektif yang digunakan penulis untuk menceritakan budaya urban pada zamannya.

Ada sedikitnya tiga hal yang bisa digunakan penulis dalam mendeskripsikan gambaran budaya urban dalam karyanya. Pertama, dengan membawa kemeriahan lanskap kota, seperti yang gemar Illana Tan lakukan pada novel-novelnya (Summer in Seoul dan lain-lain). Kedua, dengan menggiring pembaca ke dalam laju mobilitas kota yang serba cepat. Seperti deskripsi Lauren Weisberger tentang satu profesi yang hanya ada di kota urban, yaitu asisten editor majalah fashion, dalam novelnya. The Devil Wears Prada. Hal ketiga, faktor paling mencolok yang menjadi penanda masyarakat urban, yaitu perkara gaya hidup yang digunakan sebagai identitas pengenal dalam strata sosial. Sophie Kinsella dengan sangat baik menerapkannya dalam serial novelnya, Shopaholic.

Minggu, 30 Agustus 2015

Yulaika Ramadhani
Anggota dari Community for interfaith and intercultural dialogue Indonesia

Tidak bisa dimungkiri, kota-kota yang dekat dengan budaya urban mempunyai nilai komersial tersendiri, pun di bidang kepenulisan. Masyarakat urban yang kerap dilihat dari bagaimana mereka menghabiskan waktu dan apa yang mereka pikirkan sering menjadi aktor di banyak novel populer. Novel merupakan medium efektif yang digunakan penulis untuk menceritakan buday

...

Berita Lainnya