Mewujudkan Pusat Dokumentasi Sastra Aceh

apa yang tersisa dari semua kenangan selain air mata dan doa kami yang tak putus-putuskerelaan kami melepas kepergiatan tiba-tibaadalah keridhoan tanpa batastanpa siapa pun bisa mengukur bagaimana pedihnyaribuan jiwa kalianmenjemput ajal dan takdir-Nya

Minggu, 3 April 2005

Begitulah penyair ini memulai puisinya yang bertajuk Ingatan, sebuah puisi yang ditulis pada 31 Desember 2004, beberapa hari setelah bencana tsunami memorakporanda Aceh. Ada nada rela, semacam penyerahan diri kepada Sang Khalik tentang korban-korban paling dahsyat sepanjang sejarah Indonesia itu. Nada sedih begitu kentara dalam sajak ini. Siapa pun tentu pedih melihat banyaknya korban. Doel C.P. Allisah dan keluarganya memang selamat. Tapi empat ...

Berita Lainnya