Teater Garasi dinilai vokal dalam merespons perubahan politik, sosial, dan budaya yang terjadi di Indonesia lewat karya-karyanya.

Lelaki berseragam marching band kuning itu berdiri di atas drum. Sambil mengacung-acungkan tangan ke udara, mulutnya terus berkomat-kamit. Gayanya seakan tengah menggelar orasi yang membakar, tapi tak ada suara yang keluar dari bibirnya.

Sementara itu, di sekitarnya berkumpul beberapa pria dan wanita yang menatapnya