Kenangan tentang Rendra

Selasa, 10 November 2009

Ia muncul dari balik layar putih yang disiram cahaya merah--dengan duka mendalam. "Pulang dari tahlilan 40 hari berpulangnya W.S. Rendra di Bengkel Teater, pintu rumah saya terkunci. Di teras yang menghadap ke kebun, saya tertegun. Pada salah satu kursi, duduk sesosok yang membuat darah saya tersirap. Mas?" tutur Putu Wijaya mengawali Monolog Burung Merak di Gedung Kesenian Dewi Asri Sekolah Tinggi Seni Indonesia, Bandung, Minggu malam lalu.

Putu me

...

Berita Lainnya