Membangun Robohnya Pendidikan Aceh

Mereka datang, mengajar, memberi konsultasi, dan mencari jejak keluarga.

Minggu, 6 Februari 2005

Air mukanya pucat pasi. Tubuh kecilnya bergoyang tak kuasa menahan sedih. Buliran air mata membasuh pipi Siska Novita, yang sedang tercenung di atas onggokan puing kampusnya, Akademi Gizi Mona di Lomtoumen, Banda Aceh. Gadis 19 tahun itu duka melihat tempat belajarnya tertimbun lumpur dan sampah.Di tempat terpisah, Abdul Ghafur, 16 tahun, juga bingung. Siswa kelas II SMAN 3 Banda Aceh ini pasrah dengan nasib sekolahnya. Seluruh dokumen nilai mata...

Berita Lainnya