Cendekiawan Ilmu Sosial Minta GBHN Dihidupkan

SURAKARTA -- Cendekia ilmu sosial, yang tergabung dalam Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial (Hipiis), menilai keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat periode 1999-2004, yang menghapus Garis-Garis Besar Haluan Negara, sebagai kesalahan fatal.

Tanpa GBHN, pembangunan Indonesia tanpa arah. Misalnya, paham ekonomi pasar bebas yang dianut Indonesia membuat kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin semakin lebar. "Kesenjangan antardaerah juga makin jauh," kata Ketua Umum Hipiis, Sofian Effendi, selepas pembukaan seminar nasional "Pengembangan Ilmu Sosial untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa", di Auditorium Universitas Sebelas Maret, Surakarta, kemarin.

Kamis, 24 Oktober 2013

SURAKARTA -- Cendekia ilmu sosial, yang tergabung dalam Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial (Hipiis), menilai keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat periode 1999-2004, yang menghapus Garis-Garis Besar Haluan Negara, sebagai kesalahan fatal.

Tanpa GBHN, pembangunan Indonesia tanpa arah. Misalnya, paham ekonomi pasar bebas yang dianut Indonesia membuat kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin semakin lebar. "Kesenjangan ant

...

Berita Lainnya