KETIKA saya menjenguk pembangunan rumah-galeri seorang teman pelukis di Yogyakarta, lama lampau, saya menemukan sejumlah cagak besi yang sulit saya pahami di lantai tiga,
Senin, 24 April 2006
Amarzan Loebis
Redaktur Senior Majalah TempoKETIKA saya menjenguk pembangunan rumah-galeri seorang teman pelukis di Yogyakarta, lama lampau, saya menemukan sejumlah cagak besi yang sulit saya pahami di lantai tiga, yang direncanakan sebagai lahan parkir dan tempat kumpul-kumpul bila ada acara diskusi--atau sekadar minum kopi. "Ini apa, Bung?" saya bertanya. Sang pelukis, dengan wajahnya yang tirus dan jenggotnya yang melambai-lambai, menjawab bangga