maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Belum Memiliki Akun Daftar di Sini
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Sejumlah mantan pelaku terorisme menyerukan semangat toleransi kepada anak muda. Bertolak dari pengalaman pribadi, mereka mengingatkan masyarakat agar mewaspadai dan menangkal paham radikal di media sosial. Anak muda di sejumlah komunitas terus mempromosikan isu-isu toleransi dan mengedukasi kelompok rentan, termasuk mahasiswa.
Para eks napi terorisme menjalani proses yang berbeda-beda dalam menyadari penyimpangan ajaran kelompok radikal. Berbagai tahap mereka lalui untuk berubah menjadi sosok yang toleran. Ada juga pemuda yang mengakui bersikap intoleran karena fanatik terhadap kelompok tertentu.
Berangkat dari kekhawatiran akan virus intoleransi yang menjangkiti anak muda, sejumlah komunitas berupaya mencegahnya lewat pendidikan. Ada yang menempuh pendidikan literasi untuk narapidana anak hingga generasi Z. Juga ada yang berinteraksi langsung dengan anak muda lewat diskusi dan pelatihan.
Husein Ja’far Al-Hadar, atau akrab dipanggil Habib Husein, menjadi sosok idola baru di kalangan anak muda. Pendakwah muda kelahiran Bondowoso, Jawa Timur, 34 tahun lalu, ini mewarnai media sosial hingga stasiun televisi. Isi ceramahnya ringan, solutif, dan tidak menimbulkan kesan menggurui.
Sejumlah komunitas berupaya merawat toleransi dan keberagaman dengan pelbagai cara. Ada yang menggunakan media sosial, sekolah, kampus, pekerja media, hingga anak-anak. Mereka menyampaikan pesan toleransi dengan cara yang mudah diterima, bahkan jenaka. Inisiatif membangun rumah ibadah secara berdampingan mulai bermunculan.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.