maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Belum Memiliki Akun Daftar di Sini
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Stockholm syndrome membuat korban tindak kekerasan berbalik mendukung dan bersikap positif terhadap pelaku kekerasan. Istilah itu mencuat setelah kisruh kekerasan dalam rumah tangga penyanyi dangdut Lesti Kejora dan artis Rizky Billar berujung pencabutan laporan polisi.
Sejumlah pekerja muda yang mengalami masalah kesehatan jiwa berusaha berjuang melawan penyakitnya. Meski ada yang kehilangan pekerjaan hingga mencoba bunuh diri, pelbagai tekanan yang mereka alami tak mengendurkan semangat untuk bertahan. Tak hanya dari lingkungan keluarga, dukungan dari tempat kerja juga sangat berarti bagi mereka.
Berbeda dengan kepercayaan lama, penyandang gangguan jiwa berat seperti skizofrenia bisa pulih dan menjalani kehidupan normal. Aneka inisiatif hadir untuk membantu mereka kembali produktif dan mandiri. Pada Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, 10 Oktober 2021, mereka yang telah pulih dan para pendampingnya berbagi cerita kepada Anda.
Selama ini, orang dengan gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia, terstigma sebagai orang sakit sepanjang hayatnya. Padahal, dengan pengobatan rutin dan disiplin serta kemauan untuk pulih, mereka bisa menjalani kehidupan seperti orang kebanyakan. Sejumlah orang dengan skizofrenia membuktikan hal itu.
Selama masa pandemi, makin banyak orang menekuni hobi-hobi zaman dulu, seperti merajut, merenda, menenun, dan membuat gerabah. Tak sekadar mengisi waktu luang dan membuang kejenuhan, aktivitas itu juga menjadi terapi untuk menenangkan jiwa. Ada pula yang menuai pendapatan tambahan dari aneka keterampilan itu dengan menjual karyanya dan membuka kelas-kelas pelatihan.
Selama masa pandemi, banyak orang menekuni hobi dan kegiatan baru untuk mengisi waktu. Kelas-kelas pelatihan keterampilan, seperti merajut, merenda, dan membuat gerabah, diburu banyak pemula. Kegiatan ini tak hanya bertujuan untuk mengisi waktu luang. Bagi pelakunya, aktivitas berkreasi juga menjadi sarana melepas kepenatan.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.