Kombinasi HIV dan TB percepat kematian orang dengan HIV. Bagaimana mencegahnya?

Penularan HIV dari ibu hamil ke bayinya tak kunjung berkurang. Akibat tak minum ARV, yang lebih dikenal dengan obat HIV.

Para anak dengan HIV di Indonesia kesulitan mendapatkan obat. Industri tak membuatnya karena pasarnya terlalu kecil.  

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sementara AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) merupakan stadium lanjut infeksi HIV yang menunjukkan penurunan signifikan kondisi kesehatan. Perbedaannya mencakup fase perkembangan penyakit dan dampaknya pada sistem kekebalan tubuh.

Merawat anak dengan HIV/AIDS (ADHA) menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua ataupun pengasuh. Ada yang membangun komunikasi sejak dini, menerapkan pola hidup teratur dan disiplin, hingga rutin menjalani tes kesehatan. 

Minimnya perhatian terhadap isu anak dengan HIV/AIDS (ADHA) membuat sejumlah kelompok masyarakat tergerak memberikan dukungan. Ada yang berfokus pada peningkatan mental, berkampanye di berbagai media, hingga membuat pedoman pengasuhan ADHA.

Anak-anak dengan HIV/AIDS (ADHA) menjadi kelompok rentan yang mendapat stigma dan diskriminasi. Menurut sosiolog dari UIN Syarif Hidayatullah, diskriminasi ini masih terjadi karena stigma penyakit HIV itu sendiri yang cukup kuat dan selalu diasosiasikan dengan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial.

Orang tua ataupun pengasuh harus lebih waspada dalam merawat anak-anak dengan HIV. Pasalnya, kekebalan tubuh anak terinfeksi HIV lebih rentan.

Pemerintah diminta tidak lalai mengendalikan penularan HIV/AIDS. Panduan untuk menangani penyakit menular perlu ditata kembali.

Jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Bandung tidak menunjukkan lonjakan yang signifikan sejak 2019. Setelah penularan Covid-19 reda, pengidap HIV cenderung mengalami demotivasi untuk terus mengkonsumsi obat ARV.