maaf email atau password anda salah
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Belum Memiliki Akun Daftar di Sini
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo
Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang
Satu Akun, Untuk Semua Akses
Masukan alamat email Anda, untuk mereset password
Konfirmasi Email
Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.
Ubah No. Telepon
Ubah Kata Sandi
Topik Favorit
Hapus Berita
Apakah Anda yakin akan menghapus berita?
Ubah Data Diri
Jenis Kelamin
Permainan latto-latto menjadi tren di kalangan anak-anak di berbagai kota di Indonesia sejak tiga bulan terakhir. Permainan ini diklaim mampu melatih fokus hingga kemampuan kompetisi pada anak-anak. Meski begitu, latto-latto disebut menyimpan bahaya bagi anak-anak.
Komisi Nasional Perlindungan Anak menyebutkan anak kerap dijadikan tameng tindak kekerasan dalam rumah tangga. Sejumlah psikolog menyebutkan kekerasan domestik yang menimpa anak bisa berbuntut panjang pada perkembangan fisik dan mental sang anak. Dukungan dari orang terdekat akan sangat membantu pemulihan trauma anak korban kekerasan domestik.
Anak-anak dengan HIV/AIDS (ADHA) menjadi kelompok rentan yang mendapat stigma dan diskriminasi. Menurut sosiolog dari UIN Syarif Hidayatullah, diskriminasi ini masih terjadi karena stigma penyakit HIV itu sendiri yang cukup kuat dan selalu diasosiasikan dengan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial.
Sejumlah pegiat literasi membuat berbagai metode pembelajaran yang unik dan menarik. Ada yang membuat wayang, menyetel lagu, hingga memberikan insentif berupa bahan pokok. Hal itu semata-mata dilakukan agar masyarakat tertarik membaca dan sebagai upaya menumbuhkan budaya literasi.
Denise Bodman dan Bethany Bustamante van Vleet, peneliti perkembangan manusia dari Arizona State University, Phoenix, Amerika Serikat, menekankan pentingnya orang tua membaca buku parenting. Namun orang tua perlu cermat memilih buku pola asuh di antara ribuan judul yang beredar di pasar.
Sejumlah anak muda mengukir prestasi dunia. Di panggung internasional, mereka mengharumkan nama Indonesia dengan memenangi berbagai kompetisi ilmu pengetahuan, teknologi, hingga olahraga. Ada pula pelajar Indonesia yang magang sebagai programmer junior di Silicon Valley, Amerika Serikat. Aneka komunitas tumbuh membantu kegiatan belajar anak.
Menurut data KPAI, perundungan dan kekerasan seksual tak kunjung tuntas di sekolah. Orang tua harus lebih sering bertanya dan memperhatikan perubahan perilaku anak, terutama jika dia mulai murung, malas ke sekolah, atau sering menangis. Guru perlu mengantisipasi terjadinya perundungan dan kekerasan.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.