Terjun langsung ke ladang dan sawah, meski tanpa modal besar, jadi pilihan sebagian anak muda. Meski punya ijazah sarjana, mereka mengikuti panggilan jiwa untuk menjadi petani. Pilihan itu mereka jalankan dengan idealisme bertani secara alami dan berkelanjutan, bukan sekadar untuk mengejar produktivitas dan keuntungan. Cita-cita mereka sederhana tapi mulia: mewujudkan kemandirian pangan di lingkungan sekitar.
ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas. tempo :
1728482987100.
Bukan berasal dari keluarga petani, tak punya lahan untuk digarap dan minim modal, tidak mengurangi semangat Dipa, 22 tahun, untuk menjadi petani. Pria yang tujuh bulan lalu baru menyandang gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mantap dengan pilihan itu. Sewaktu baru lulus, dia sempat mencoba peruntungan dengan melamar pekerjaan di sejumlah perusahaan dan bank. Tapi, alih-alih mendapat panggilan u
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.