Dua tenda berwarna putih sebesar minibus serta tiga tenda lain yang berukuran separuhnya menyebar di antara pohon-pohon pinus di kaki bukit Gunung Pancar, Sentul, Bogor, Jawa Barat. Warnanya mencolok, kontras dengan pemandangan di sekitarnya.
Tak jauh dari pintu tenda yang paling besar, terdapat sebuah cekungan bundar berisi potongan kayu bakar yang tersusun berbentuk kerucut. Di sekeliling tenda, kabel-kabel menjuntai dengan hiasan lampu bohlam. Ketika langit mulai gelap, lampu-lampu yang bergelantungan itu menyala. Pendaran cahaya kekuningan menambah suasana baru yang romantis.
Empat pasang laki-laki dan perempuan duduk-duduk di area depan tenda. Mereka berpakaian santai: celana pendek, kaus, dan sandal jepit. Beberapa orang lainnya menyiapkan makan malam berupa aneka sate dan daging barbeku. "Kami dari Jakarta, sengaja ingin mencoba glamping di sini," kata Harris, 33 tahun, salah satu dari mereka, kepada Tempo beberapa waktu lalu.
Glamping yang dimaksud Harris adalah akronim dari glamorous camping, sebuah cara berkemah kekinian yang mewah dan nyaman layaknya menginap di hotel. Kawasan Gunung Pancar, sekitar 2 kilometer dari taman bermain Jungle Land, adalah salah satu tempat populer untuk glamping. Akses menuju area perkemahan ini terhitung mudah, tak perlu berjalan jauh menembus hutan. Rombongan Harris yang datang dengan dua mobil, misalnya, bisa memarkirkan kendaraan hanya 30 meter dari tenda tempat mereka menginap.
Selain kemudahan akses, tempat glamping Gunung Pancar menawarkan fasilitas yang nyaman. Pengunjung bisa tidur menggunakan matras busa yang tebal dan empuk, berseprai, lengkap dengan selimut. Di dalam tenda juga tersedia terminal listrik untuk perlengkapan elektronik. Tarifnya, Rp 350 ribu per orang untuk menginap satu malam. "Kami datang bawa baju saja," ujar Harris.
Satu-satunya catatan Haris untuk glamping ini berkaitan dengan ketinggian Gunung Pancar yang kurang dari 1.000 meter di bawah permukaan laut. Hal itu membuat suhu udara di tempat berkemah ini tak terlalu dingin. "Suasana gunungnya jadi kurang terasa," kata dia.
Selain Gunung Pancar, di sekitar Bogor masih banyak lokasi perkemahan yang punya fasilitas lebih mewah. Salah satunya adalah The Highland Park Resort yang terletak dekat obyek wisata Curug Nangka, di kaki Gunung Salak. Tempat ini menyediakan "kamar hotel" berbentuk tenda suku Apache Indian dan rumah tradisional khas Mongolia, yurt, yang berbentuk bundar dengan atap mengerucut. Ada pula tempat menginap berbentuk rumah pohon yang terkesan lebih menyatu dengan alam.
Berbentuk bungalo, setiap kamar di Highland Park bisa diisi oleh lebih banyak orang. "Cocok untuk keluarga dan rombongan," kata Manajer Hotel The Highland Park, I Made Chandra, kepada Tempo, Jumat pekan lalu. "Harganya berkisar Rp 1,8-3,5 juta, bisa diisi 4 sampai 8 orang."
Di belakang area perkemahan, pengunjung bisa menikmati pemandangan Gunung Salak yang menjulang. Sedangkan di depannya terhampar lanskap Kota Bogor dan Jakarta yang terlihat gemerlapan pada malam hari.
Fasilitas di sanggraloka seluas 10,8 hektare ini terbilang lengkap. Ada kolam renang yang dilengkapi seluncuran (waterboom), ruang karaoke keluarga, penangkaran rusa, dan area latihan berkuda. Pengunjung juga bisa menikmati wahana permainan berbayar, seperti sepeda, becak gantung, dan flying fox.
Lebih jauh ke arah selatan Bogor, kawasan wisata yang menyediakan fasilitas menginap ala glamping semakin banyak. Setiap tempat menawarkan konsep berbeda untuk menarik pengunjung. Salah satu yang unik adalah Jeep Station Indonesia (JSI) Resort di Cikopo, Megamendung, Kabupaten Bogor. Di sini, pelancong bisa menguji adrenalin menaklukkan medan offroad.
Ya, JSI menyediakan sebuah sirkuit berupa jalur dengan medan menanjak, turunan curam, kolam berlumpur, area berbatu, dan halang rintang lain yang bisa dijajal menggunakan mobil jip atau sepeda motor jenis all terrain vehicle. Pengelola juga menyediakan opsi untuk menaklukkan medan offroad di dalam hutan.
Manajer Operasional JSI Toto Hermawan mengatakan, untuk fasilitas menginap, di lokasi ini tersedia pilihan bungalo berukuran besar untuk rombongan. Ada juga tenda mewah yang lebih privat. Di JSI, kata Toto, ada 15 unit "tenda" dengan fasilitas standar, seperti dua tempat tidur, penyejuk ruangan, televisi, hingga jaringan Internet melalui Wi-Fi.
Harga kamar JSI rata-rata Rp 726 ribu semalam, termasuk makan pagi untuk dua orang. "Bisa juga diisi tambahan dua orang dengan extra bed," kata Toto. Tersedia juga tenda glamping berukuran lebih besar yang bisa diisi hingga tujuh orang. "Di dalamya ada tempat tidur ukuran king dan queen size."
Dari Kubah Sampai Rumah
Selain menjual fasilitas petualangan menggunakan kendaraan offroad, JSI yang jauh dari jalan raya menawarkan suasana yang lebih sepi dan tenang. Menurut Toto, suhu di lokasi JSI pun lumayan dingin. "Suasana di sekitar JSI masih natural," kata dia.
Tawaran pengalaman berbeda datang dari pengelola Taman Safari Indonesia. Kebun binatang di Cisarua, Bogor, ini juga memiliki lokasi penginapan ala glamping bernama Safari Trek. Tak hanya menginap, pengunjung resor ini ditantang untuk mendaki di kaki Gunung Gede-Pangrango.
"Untuk mencapai lokasi berkemah, pengunjung diajak hiking lewat jalur setapak sambil menyaksikan habitat hewan liar di kawasan Taman Safari," kata staf humas Taman Safari, Bambang Sumantri, Ahad pekan lalu. Salah satu lokasi tujuan dalam perjalanan hiking itu adalah penangkaran macan tutul.
Tema petualangan alam bebas memang lebih terasa di Safari Trek. Mula-mula, pengunjung berjalan melintasi jalur mendaki sejauh 3 kilometer. Jarak sejauh itu bisa ditempuh dalam waktu dua jam. Saat tiba di lokasi, pengunjung akan mendapat minuman selamat datang, lalu diarahkan menuju tenda tempat menginap.
Dibandingkan lokasi glamping lain, tenda di Safari Trek memang tak punya fasilitas mewah. "Fasilitas yang diberikan adalah matras dan sleeping bed, tolietnya berada di luar tenda," kata Bambang. Tapi di sini pengunjung akan mendapat pengalaman berkemah "sungguhan". Pengelola juga menyediakan aneka wahana outbond yang bisa dijajal, seperti flying fox, jembatan tali, dan seluncuran air. Yang benar-benar berbeda dari tempat lain, pada malam hari, para tamu diajak mengintip aktivitas hewan di penangkaran. "Pengunjung akan didampingi oleh pemandu berpengalaman."
Sayangnya, fasilitas berkemah Safari Trek hanya bisa disewa oleh rombongan. Menurut Bambang, fasilitas Safari Trek dapat disewa seharga Rp 800 ribu per tenda, dengan jumlah booking minimum lima tenda.
Berkemah dengan cara mewah tak selalu harus mengeluarkan banyak uang. Salah satu lokasi yang menawarkan harga lebih terjangkau adalah Gunung Geulis Campsite. Menurut pemilik Gunung Geulis Campsite, Roni Ibrahim, konsep yang ditawarkan di tempatnya bukanlah glamping. "Mungkin lebih cocok disebut perkemahan kekinian," ujar dia, Sabtu pekan lalu.
Roni tak mau tempatnya disebut glamping untuk menghindari kesan mahal layaknya hotel berbintang. "Konsep kami lebih ke perkemahan yang ramah untuk keluarga dan terjangkau oleh berbagai kalangan," katanya. Di sini siapa saja bisa berkemah dalam waktu singkat tanpa harus pergi ke hutan atau mendaki gunung.
Paket menginap di Gunung Geulis Camp memang lebih murah dibanding tempat lain. Untuk berkemah di tenda berkapasitas tiga orang, pengunjung cukup membayar Rp 325 ribu per orang. Tarif itu termasuk tiga kali makan dan camilan. Adapun aktivitas yang disediakan di tempat ini adalah outbond, paintball, flying fox, hingga paralayang dan arung jeram. "Kami mengajak pengunjung untuk lebih dekat dengan alam terbuka," kata Roni.
Adapun pengelola resor Pesona Alam, Cisarua, membuka fasilitas tenda mewah dengan daya tarik utama berupa panorama hutan pinus seluas 40 hektare. Di hotel ini, tersedia tenda-tenda yang bisa dinikmati tamu sebagai tempat bersantai. "Tenda ini bukan untuk menginap," ujar Marketing Communication Pesona Alam Resort and Spa Delia Oktaviani.
Dengan membayar Rp 350 ribu, pengunjung dapat menikmati fasilitas tenda ini selama tiga jam. Pengunjung bisa memilih beberapa aktivitas, seperti afternoon tea, berkuda, memanah, atau bersantai sambil menikmati pijat refleksi.
Tak cuma di sekitar Bogor dan Puncak, tren penginapan glamping juga semakin marak di sekitar Bandung. Di Ciwidey, Kabupaten Bandung, misalnya, sejumlah lokasi glamping tersedia sebagai opsi tempat berlibur. Salah satu lokasi glamping paling terkenal di Ciwidey adalah Lake Side Glamping Rancabali. Kawasan penginapan yang menyatu dengan alam ini dibangun di tengah hamparan perkebunan yang menghadap langsung ke Danau Situ Patenggang.
Manajer Pengelola Lake Side Glamping Lutfie Nauval mengatakan akomodasi kekinian itu dibangun pada 2016. "Kami membuat tema yang berbeda, yakni kamping di alam bebas dengan fasilitas yang lengkap, tapi tetap di kawasan lokasi penjelajahan," ujarnya, beberapa waktu lalu. Penginapan bergaya natural ini mengakomodasi kebutuhan wisatawan yang ingin menikmati suasana alam bebas, tapi emoh repot menggelar tenda konvensional.
Di Lake Side Glamping Rancabali, tenda glamping dibangun dengan material kain tebal anti-air serta mampu menyerap panas. Tenda tersebut juga ditopang oleh papan-papan panggung yang bentuknya menyesuaikan tipografi alam sekitar. Ada dua kelas tenda. Pertama, Family Tent Resort yang dikhususkan bagi keluarga. Kedua, Adventure Camp dengan kapasitas lima orang.
Kapasitas area glamping di Rancabali mencapai 200 orang. Untuk dapat menikmati glamping, wisatawan perlu membayar tarif Rp 1,4-3,3 juta, bergantung pada masa pemesanan. Harga itu sudah termasuk tiket akses ke beberapa atraksi, seperti Taman Kelinci, Teras Bintang, dan juga permainan anak-anak.
Uniknya, di kawasan glamping ini dibangun sebuah restoran berbentuk kapal pinisi. Restoran ini menjawab kerinduan pengunjung terhadap suasana laut. "Meski di gunung, kita bisa menikmati suasana bahari," kata Lutfie.
Fasilitas yang disediakan pengelola Lake Side Glamping Rancabali berupa kasur empuk, selimut hangat, bar mini di dalam tenda, serta toilet lengkap dengan segala perlengkapannya. Pengelola sengaja tak menyediakan perangkat hiburan, seperti televisi, agar para tamu bisa lebih total menikmati alam.
Di sekitar area glamping, wisatawan juga bisa mengeksplorasi kawasan perkebunan teh Rancabali dan mengunjungi obyek wisata lain, seperti pemandian air panas, penangkaran rusa, bukit selfie, dan kafe kopi.
Daya tarik lain dari kawasan perkemahan ini adalah suhu dingin yang bisa mencapai 11 derajat Celsius. Dengan suhu serendah itu, pengunjung harus mempersiapkan perlengkapan untuk menahan dingin, seperti baju tebal dan kantong tidur. M.A MURTADHO (BOGOR) | ANWAR SISWADI, FRANCISCA CHRISTY ROSANA (BANDUNG) | PRAGA UTAMA
Liburan Mewah di Alam Terbuka