Kalau Anda sudah menonton film Pengabdi Setan garapan Joko Anwar, Anda pasti ingat bagaimana menyeramkannya suasana di rumah tempat tinggal keluarga "Ibu" Mawarni Suwono (yang diperankan Ayu Laksmi). Rumah itu memang punya peran vital yang membuat kisah Pengabdi Setan jadi semakin kuat. Sejumlah ruangannya yang terkesan suram, furniturnya yang bermodel jadul, dan beberapa titik di rumah yang sangat menyeramkan: sumur, kamar Ibu, dan lorong menuju kamar mandi.
Setahun lebih setelah film itu tayang dan ramai diperbincangkan, "rumah ibu" rupanya masih menyimpan daya tarik. Berkelompok-kelompok orang rutin mengunjungi rumah yang terletak di area perkebunan PTPN VIII itu. Ya, kini rumah "Pengabdi Setan" jadi destinasi wisata baru di Kampung Kertamanah, Pangalengan, Kabupaten Bandung. Tak hanya tempat berswafoto, rumah ini beberapa kali dijadikan lokasi berburu penampakan mahluk halus.
Karena dijadikan lokasi wisata, kondisi rumah yang konon didirikan pada zaman penjajahan Belanda itu masih persis dengan film.
Selain populer berkat film, mitos-mitos yang beredar di kalangan warga setempat semakin menambah rasa penasaran pengunjung. Beberapa mitos itu, antara lain sering terlihat penampakan mahluk halus bergaya noni Belanda, pocong, dan suara-suara aneh.
Rasa penasaran orang yang ingin melihat langsung lokasi syuting film itu pun jadi peluang usaha. Salah satu yang kecipratan cuan atau untung adalah Bisma Dwibangga, 26 tahun, asal Bandung. Ia membuka usaha perjalanan Jelajah Traveller yang khusus menyediakan paket wisata ke rumah tersebut. Biaya paket itu Rp 250 ribu per orang. Itu termasuk transportasi dari Bandung ke Pangalengan dan biaya jasa guide untuk berkeliling lokasi rumah. Sekali jalan, Jelajah Traveller bisa membawa 15 peserta.
Untuk memperkuat suasana seram, wisata dilakukan pada malam hari. "Peserta diajak berkeliling dalam kelompok kecil, berisi 3-5 orang," ujar Bisma saat dihubungi Tempo, kemarin. Mereka didampingi dua pemandu dan diajak masuk ke ruangan-ruangan yang ada di film. Bahkan peserta ditantang uji nyali dengan berdiam sendiri di satu ruangan.
Untuk menarik minat peserta, Bisma berpromosi melalui media sosial Instagram dan YouTube.
Jelajah Traveller bukan satu-satunya penyedia jasa tur ke lokasi syuting Pengabdi Setan. Penyedia tur yang pertama kali mempopulerkan ide ini adalah Sociotraveler. Pada Oktober tahun lalu, mereka menggelar tur malam hari bersama komunitas pemburu foto hantu, Ghost Photography Community (GPC).
Sebagai sebuah komunitas yang berkaitan dengan hal-hal gaib, Ghost Photography Community ikut merasakan euforia film Pengabdi Setan. Selain ikut dalam kegiatan yang digelar Sociotraveler, komunitas ini pernah diundang oleh kru film itu untuk berburu foto di rumah tersebut. Mereka diundang karena beberapa kru film mengaku mendapatkan pengalaman ganjil selama bekerja di sana.
Sekretaris Jenderal Ghost Photography Community, Andika, mengatakan rumah ini merupakan rumah terseram kedua yang pernah ia datangi untuk berburu.
Saat masuk ke rumah tersebut, ia mendengar suara anak kecil. Suasana seram bertambah dengan kondisi rumah yang sangat pengap. "Sosok perempuan seperti kuntilanak tertangkap di foto saya," ujarnya. Di lokasi itu, mereka memang mencari sosok perempuan yang sering disebut sebagai penunggu rumah.
Komunitas yang berdiri sejak 2013 ini memang berfokus memburu penampakan melalui media fotografi. Andika yang mendirikan GPC bersama dosennya di Universitas Indonesia mengaku tertarik berburu foto hantu karena bosan dengan obyek yang itu-itu saja. Sekaligus ia mencari tahu ihwal mitos-mitos yang berkembang di masyarakat. "Supaya masyarakat tak lagi takut dengan mitos-mitos itu. Semua bisa dijelaskan," kata dia. PRAGA UTAMA | DIKO OKTARA