Menjual Lewat Ponsel
Burhan Sholihin
Sebuah panggilan telepon membuat mata lelaki itu berbinar. Tak tampak lagi kerut capek di dahinya. Kemacetan lalu lintas yang menjebaknya seperti langsung hilang seketika. Plas! "Ya, saya segera ke sana, Pak." Sisa-sisa senyum Setiono, sang sopir taksi itu, bertahan hingga ujung perjalanan saya.
Luar biasa. Sebuah panggilan telepon bisa menjadi jamu yang cespleng, seperti menerima telepon dari pasangan jiwa. Satu kata "halo"-nya saja l
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini