Jazz di Sebuah Pagi
Ia duduk gelisah di sofa sambil melonjorkan kaki. Selembar kipas kertas ala Jepang ia kibas-kibaskan ke leher dan sekujur tubuhnya, untuk mengeringkan keringat yang tak henti mengucur serta kulitnya yang mulai melepuh. Sedari malam mulutnya tiada henti berucap.
"Kau tahu pukul berapa ini? Kenapa panas sekali, padahal di luar pun gelap seperti sore?"
Di luar
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini