Hikmat Gumelar
Terus Kusetubuhi Diam-Diam
buku ini aku dapat
dari gelombang pasang
perempuan
seberang lautan
ada mungkin
pujangga luhur
kritikus agung
yang merasa mengendus
amis
& bersilat lidahlah sampai
ke mana-mana
mencipratkan ludah
itu urusan hidung, lidah, & ludah mereka
telingaku sendiri mendengar
ombak
terus berdebur. kadang menerjang
karang
memuntahkan hasrat
bergolak
dasar samudra
mengajak bersama
terjun menyelam
berenang
di kedalaman
buku ini aku dapat
dari gelombang pasang
perempuan
seberang lautan
banyak mungkin suara dalamnya
yang belum kudengar. tetapi
di musim hujan ini
Melankolia
terus kusetubuhi diam-diam
VBI-122020
Ceracau Embun
kau & aku menembus
tembok buatan. bertemu
pada jendela-jendela berembun
pintu-pintu lembab tertutup
sama terbungkus kabut di dua mulut
jalan panjang berlubang-lubang, kau & aku
berdiri menahan gigil. tercekik rindu & risau
kata-kata ragu menyembul ruapkan harum
hati tercabik-cabik kesunyian seratus tahun
butiran bening hujan bergulir jatuh
dari empat pelupuk. kau & aku runduk
sembunyikannya. tapi tubuhmu & tubuhku
meliuk-liuk sebagai sepasang buluh
terkepung angin ekor duyung. batu
tumpuan malih menjadi danau
kau & aku pun melompat lampaui batas
saling pandang saling ulurkan tangan
saling rangkul dalam rungkupan
bauran kabut & cahaya bulan
debar dada kau & aku pun sama berujar
tenggelam ke lubuk danau pun tak soal
asal kita kekal saling mendekap
VBI-122020
Taman Kanak-Kanak
untuk Al & Kal
tidak ada keluarga
sempurna. setiap rumah
selalu punya lubang
tetapi dari situ, selain debu
pun masuk embusan angin sejuk
nyanyi jengkrik & siulan burung
tidak ada keluarga
sempurna. setiap rumah
selalu punya lubang
tetapi dari situ, gemintang & purnama
juga semburat rekah fajar
menghalau sudut-sudut gelap
tidak ada keluarga
sempurna. setiap rumah
selalu punya lubang
tetapi dari sanalah
masuk aneka ragam
nyanyian & tarian cahaya
VBI-122020
Hikmat Gumelar lahir di Majelangka, Jawa Barat, dan tinggal di Cileunyi, Bandung. Selain menulis puisi, ia juga menulis cerpen, esai, dan drama. Ia mengelola Institut Nalar Jatinangor