Pyotr Ilyich Tchaikovsky telah sangat lama tiada. Namun komposisi-komposisinya tetap hidup. Di Usmar Ismail Hall, Jakarta, Jumat lalu, 21 Februari 2020, karya-karya musikus asal Rusia tersebut kembali dimainkan. Jakarta Concert Orchestra membawakan komposisi-komposisi itu di bawah konduktor Avip Priatna dalam konser bertajuk "Malam Tchaikovsky" untuk memperingati 180 tahun kelahiran Tchaikovsky.
Ia memulai konser dengan karya berjudul Marche Salve (Slavonic March, 1876). Avip mengajak penonton menikmati karya Tchaikovsky yang dinamis dan singkat ini. Komposisi itu ditujukan kepada korban perang dalam konflik di wilayah Balkan, di Kesultanan Utsmaniyah, Turki, pada kurun waktu 1875-1878. Karya ini menekankan pada hubungan antara Rusia dan Serbia, melalui kebudayaan Slavia.
Avip membuka komposisi dengan tempo moderato in modo di marcia funebre, musik yang bernada sendu dan sedih. Karya itu diawali dengan timpani, cello, dan bass dengan ritme seperti orang berjalan, menggambarkan suasana upacarapemakaman. Setelah itu, berlanjut dengan melodi utama dari musik tradisional Serbia, masih dalam nada minor yang pilu. Pola ritme melodi perlahan berubah, seperti menggambarkan kekacauan setelah peperangan.
Karya ini terus bergerak diselingi musik dari kekaisaran Rusia yang megah, digabungkan dengan melodi rakyat Serbia yang ceria, lincah, dan ringan. Orkestra kemudian kembali memperdengarkan melodi pembuka, namun dengan suasana berbeda. Puncaknya, terdengar musik yang seperti sebuah kemenangan, mengakhiri komposisi berdurasi sekitar 10 menit ini.
Karya selanjutnya dibawakan pemain biola asal Korea Selatan, Sueye Park, yang kerap tampil di berbagai orkestra di Eropa. Tahun lalu, perempuan berusia 20 tahun itu memenangi kompetisi Sinfonima Foundation di Mannheim dengan hadiah biola buatan Lorenzo Storioni, Cremmona 1774. Kali ini, Sueye Park memainkan Violin Concerto Di Mayor Op 35. Karya ini diciptakan oleh Tchaikovsky ketika hidupnya sedang terpuruk dan menenangkan diri di Swiss.
Menurut musikus Metta F. Ariono, yang menulis di buku acara, Tchaikovsky menyelesaikan concerto ini dalam waktu 11 hari dan mendedikasikannya untuk Leopold Auer, violis kenamaan Rusia, sebagai master di Orkestra Kerajaan itu. Sayangnya, Auer menolaknya karena unsur teknis dan musikalnya ia nilai tak sesuai dengan standar saat itu.
Komposisi berdurasi 35 menit ini dimulai dengan melodi singkat oleh violin 1, disambut instrumen gesek dan orkestra yang saling mengisi. Seperti mengantar sang solis untuk memainkan melodi tema pembuka yang sangat liris. Ia melakukan improvisasi tanpa iringan. Melodinya meliuk dengan intensitas yang terus meningkat dan memberi kesan dramatis.
Pada bagian kedua komposisi ini, solis dan seluruh instrumen gesek menggunakan alat peredam suara yang diletakkan di senar. Efek suasana sendu terasa. Suasana berubah pada bagian ketiga menjadi ekspresif.
Menurut Metta, Tchaikovsky terilhami oleh lagu rakyat Rusia. Melodinya dinamis, harmonis, padu bersama orkestra dan solis. Karya ini diakhiri dengan "jeritan" gesekan violis solo pada senar yang memainkan not sangat tinggi. Tepuk tangan menggema dihadiahkan ketika Sueye Park menggesek senar dengan cepat dan penuh tenaga.
Konser ini diakhiri dengan karya cukup panjang, Symphony No.5 E Minor. Melodi solo klarinet yang sendu mengawali komposisi ini. Kemudian terdengar perubahan tempo dan ritme dengan nada utama dari beberapa instrumen. Avip membangun bagian ini dengan pengulangan cukup intens, tapi tak membosankan. Klarinet dan basun kembali muncul, menutup bagian pertama sebagai pengantar bagian kedua.
Instrumen gesek hadir membentuk rangkaian harmoni, disusul instrumen liris dari french horn dan solo oboe. Avip menghadirkan bagian ini dengan menonjolkan instrumen alat tiup. Terdengar instrumen interaksi trompet dan tuba yang dinamis, disambut instrumen gesek, disusul kembali oleh klarinet. Penonton terlihat menikmati komposisi melodi sederhana dengan unsur tarian dansa wals ini, beberapa di antara mereka mengayunkan kepala.
Avip membawa penonton ke bagian akhir simfoni ini dengan instrumen gesek yang menghadirkan suasana syahdu. Tapi kemudian disusul tiupan instrumen tiup logam yang gagah. Komposisi ini ditampilkan perdana di St. Petersburg Philharmonic Society pada November 1888. Tchaikovsky tampil mengkonduktori orkestranya saat itu.
Karya Tchaikovsky ini, menurut Avip, cukup menarik. Tantangan penting dalam membawakan karya Tchaikovsky adalah tuntutan teknik dan artistiknya luar biasa. "Komposisi yang sangat kompleks menuntut kesamaan persepsi akan tempo, bentuk kalimat, ketelitian ritme, dan tuntutan keseimbangan antar-seksi instrumen dalam beberapa bagian polifoni yang harus ditaati setiap pemain dalam orkestra," ujarnya, kemarin.
Ia juga memuji penampilan Sueye Park. "Sueye Park bisa memainkan dalam kecepatan paling top pada bagian 3, juga merupakan tantangan sangat luar biasa dengan waktu latihan bersama yang hanya dua kali."
DIAN YULIASTUTI