Membaca Seni Wali-wali Nusantara
Oleh Faisal Kamandobat *)
Malam itu, seusai pengajian yang diberikan oleh penyair D. Zawawi Imron, digelar pertunjukan fashion show. Di bawah sorot lampu, puluhan peragawati berjalan dengan anggun ke panggung. Mereka memperagakan pakaian-pakaian haute couture sambil membawa wayang aneka rupa dari kertas karton. Namun tidak seperti umumnya haute couture yang terbuat dari bahan mahal semacam sutra atau taffeta, pakaian-pakaian kali ini dibuat dari sampah plastik dan kertas yang didesain secara atraktif oleh seniman kontemporer Heri Dono dan Wiwiek Poengky Art Fashion. Para modelnya pun bukan peragawati profesional, melainkan tetangga dan kolega seniman: ada ibu rumah tangga, karyawan swasta, mahasiswi, sampai anak-anak.
Oleh Faisal Kamandobat *)
Malam itu, seusai pengajian yang diberikan oleh penyair D. Zawawi Imron, digelar pertunjukan fashion show. Di bawah sorot lampu, puluhan peragawati berjalan dengan anggun ke panggung. Mereka memperagakan pakaian-pakaian haute couture sambil membawa wayang aneka rupa dari kertas karton. Namun tidak seperti umumnya haute couture yang terbuat dari bahan mahal semacam sutra atau taffeta, pakaian-pakaian kali ini dibuat dari
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini