Sembilan Kegelisahan di Dua Panggung
Lelaki setengah baya itu duduk tepekur di sebuah kursi rotan. Matanya terpejam seperti hendak tidur. Tak ada suara, tak ada gerakan. Lampu bohlam lima belas watt menyorot tubuhnya yang dibalut celana pendek cokelat dan kemeja biru lusuh dengan sebagian kancing terbuka. Sambil terbatuk-batuk, lelaki itu kemudian meracau menumpahkan kekecewaan kepada pasangannya. "Yang kukenal daripadanya sebelum ini tidak lagi kukenal sesudahnya kini. Kenangan adal
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini