Luka Kecil yang Dibayar Mahal

Tak beda dengan bocah seusianya, Argya senang main kejar-kejaran. Tapi teman dan gurunya di SDN Menteng 01, Jakarta Pusat, menaruh perhatian lebih pada Argya lantaran bocah tujuh tahun itu tak boleh terluka. Sekali terluka, ia harus disuntik zat pembeku darah. "Kalau lama-lama, sakit banget, kayak orang dipukulin," ujar dia.
Pernah satu hari, setelah terjatuh dan terbentur, Argya tidak melapor kepada ibunya, Endang Adrian. "Kasihan mama." Begitu alas
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini