Marhalim Zaini
BIRAHI GUNUNG
(1)dari debu, kau menulis di daun-dauntentang duka tanah, di malam ketigabelasyang gemetar
ada gigil, bukan oleh gugur hujan, dan dinginmusim, tapi anak-anak apiyang mendidih dalam tubuhmu
aku birahi, bisikmu
tapi sepi tumbuh dalamdaging orang-orang, seperti bau belerang yang meruap di atas ranjang,
ah, seperti ada yang terpanggang
aku pernah mendengar mereka mengerangtepat saat badai datang,tapi yang berpagutandalam remangadalah sepasang kematian yan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini