BIJI PUISI
pernah kukatakan
bahwa puisi yang jatuh ke bumi itu
adalah buah, semacam khuldi
yang memiliki biji tangguh
dan dapat tumbuh meskipun banyak musim
coba merampas hujan dan matahari
berkali-berkali.
pernah pula kudengar
bahwa hujan dan matahari
yang berganti-ganti mengaduh pada biji itu
jatuh dari langit oleh semacam dusta
akan menjadi kekasih kembali
sebagai puisi
dan biji puisi itu, dengan sedikit tipuan
merasa mampu menumbuhkan surga
di bumi....
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini