Hari Anya Jatuh Cinta
Nukila Amal
PAGI itu Anya tak menatap cermin. Dari kamarnya ia berlari menuju dunia luar, berkejaran dengan waktu. Pintu, tangga, ruang makan, dapur, pintu, garasi, dilewati tak sampai semenit. Blusnya salah dikancingkan, rambutnya tak tersisir, hak sepatu kirinya patah saat melintasi meja makan. Semua ini baru disadarinya kemudian. Anya duduk terhenyak di depan setir, merasakan lega yang luar biasa. Rasa menyenangkan itu dihayatinya sesaat saja,
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini