Tentang Tak Ada
MENUNGGU
Tak ada yang berubah di kafe ini. Gebyok kayu yang jadi aling-aling, tetap berada di situ. Seperti cadar pengantin yang malu-malu, lubang-lubang ukirannya mengijinkan mata mencuri intip ke ruang di baliknya. Cahaya merembes lewat celah di antara genteng tanah liat, menggambar lingkaran-lingkaran acak di lantai terakota. Angin mengisik. Bau debu mengambang samar di udara, bercampur dupa yang sengaja dibakar untuk menyamarkann
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini