JENJANG

aku tak menutup pintu ketika kau melangkah tak menoleh lagi. kaubawa semua buaian tertinggal aku dalam kenangan. lalu ribu sepi hambur menusuk ranjang dan bimbanghanya potret buram saat kita berlarian merajut senja. tiada sisa selainnya, "turunlah!"
aku juga tak menutup pintu ketika kau mengetuknya lagi. siapakah menghitung musim
kau bentangkan jalan-jalan dan pencarian. kau sesalkan arah dan tujuan. tapi bisakah
kaujumlah perih membelit har

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini