Menyambut Ramadan dengan Dugderan
TRADISI dugderan menjadi te-tenger atau pe-nanda datang-nya 1 Ramadan bagi warga Kota Semarang. Kata "dug" dan "der" menggambarkan sejarah munculnya dug-deran dengan mem-bunyikan meriam dan petasan pada 1811 sejak era Bupati Kiai Raden Mas Tumenggung (KRMT). Dugderan dilakukan untuk menyamakan persepsi datangnyaawal Ramadan karena masih ada perbedaan hari pelaksanaan.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi alias Hendy, mengatakan filosofi dugderan meru
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini