Deddy Arsya
MEMBURU ANGGOTA SYARIKAT JIN
- Sepiun Raja Jambi
Marsose Melayu memburu Melayu
di pendakian jalan pedati klerek item
ah Melayu lagi--mata-matai Melayu
stebea yang merasa tahu segala-gala
ada lihat kereta liwat tak lagi lama
di gerbong kelas III sembunyi
dia yang kita cari
dengan codet
di bawah mata?
Oh itu seperti film-film dari Amerika
diputar di bioskop pertigaan kota.
Aku kira yang bisa dikata sebagai tanda:
ada gelang kaki dengan liontin retak rubi
bisa jadi jimat
penolak cilaka
dari ibu-bapa'
Marsose Melayu topi miring memburu
Melayu buruk menung, tak ada codet di pipi
tak ada gelang di kaki
dia menghilang
di antara tumpuk
sabut kelapa
di gerbong kelas III
ah, bikin susah saja!
- Sepicis-Duapicis
Sepicis-duapicis
beli karcis, karcis!
ongkos naik ini kereta
kalau tak ada
sana jalan saja
mau kaki kotor
demi sayang uang
sepicis-duapicis
tak ada dia di situ
di tumpuk kelapa
menghilang lagi
entah ke mana
tukang karcis
berteriak juga
marsose Melayu
memburu-buru
"Di mana itu Melayu asu!"
katanya menggerutu
bikin repot marsose
masa rehat liwat
uang makan liwat
habis hari berburu
Melayu lantak-madu!
- Segobang-Duagobang
Jika belum juga tertangkap
segobang-duagobang bisa-bisa
upah bulan di muka melayang.
"Kowe-kowe pekak!"
Habis masak dibentak
komandan pengkak.
Ah, pukimak!
TAPAL BATAS DI SIPIROK
--Tuanku Rao
Jubah putih dan kuda putih
parang putih dan gigi putih
telah kukirim engkau ke sana
ke kampung halaman yang lama
kembalilah lagi kembali
di tapal batas hidup-mati
tak ada ayah dan bunda
menanti, telah pergi melankolia
cinta masa remaja atau sejenisnya
sekarang yang tinggal masa depan
yang mesti diasah, terus, sampai setajam
kelewang dan retak tombak di gagang
tak ada jejak merah sirih
tak ada bekas pekat sugih
telah kembali kamu ke pangkuan bundamu
ke ilau dendang malam dalam buai sarung ayahmu
adakah kautemu tegak batu di halaman setinggi pintu
adakah nama mereka di situ
terpahat
ya pada dangkal lahat
hari-hari membalik cepat
kampung halaman yang dulu
yang lalu, serupa waktu ditinggalkan
begitu kini masih begitu, dinding-dinding
dari susun batu dan gaba-gaba di batas
tapal menuju
lembah dalam
lebuh silam
kampung halaman
begitu itu yang mesti
engkau tundukkan?
telah kelabu jubahmu
terpercak jumbai kuda
pirang besi dan sumbing gigi
sehabis berhabis-habis kamu
dengan kami dalam seteru ini
oh engkau, Tuanku, telah kembali
oh Engku, pada ayah-bundamu
pada kampung halaman yang
habis-punah-sirna, kini
bawa semua, bawa, kuda, kerbau, sapi
emas dan perak dalam limbaga dituang
di tangan berantai ini gadis dan bujang
juga ranji dan hikayat nenek moyang
bawa seluruhnya ke sana
ke bentengmu
di Selatan
Tuanku, o Engku, lebih dalam lagi
bawa kami ke dalam kecamuk api
kampung halaman, ayah-bundamu,
mau bilang apa nanti, anaknya pulang
bawa nyalang perang menyala-nyala
oh menyala-nyala
matanya matanya!
putih jubahnya
putih kudanya
putih besi pedangnya
oh putih giginya
ayah-bunda di sana
di lahat dangkalnya
mau bilang apa, bilanglah!
dalam diri amuk tak sudah
tak sudah-sudah.
KRONIK-KRONIK SOEMATRA COURANT
Kebakaran rumah
di tubir lembah
7 lumbung penuh padi
4 pasang kerbau
dalam kandang
angin kencang
& hujan lama
tak datang:
“Komunis tersebar
bagai di musim panas
rumah terbakar!”
Tak ada makna
di mana-mana
oh
—dalam
sajak ini
juga?
Seorang bujang & seorang janda
tergelincir ke dalam perigi cinta.
Tidak diterima Tuan Kadi mana pun juga
diumumkannya sendiri di masjid kampungnya
kalau mereka
berkasih-kasihan dalam ikatan
“yang kami buat berdua!”
Tuan-tuan mau apa?
Aneh juga asmara.
Komisi urusan madat mengadakan
persidangan ke-9 kali selama bulan ini.
Telah datang kawat. Komisi
memutuskan mengeluarkan
engkau. Dari segala perkumpulan dan syarikat.
Komisi urusan madat mengadakan
persidangan lagi untuk kesekian kali.
Telah diketuk palu dan kau terbukti
melanggar 2 pasal dari kitab ordonansi ...
Kebakaran rumah
di tubir lembah
—telah hapus segala
yang kami punya—
eh, tapi tenang saja
akan dapat fonds
dari kalayak pembaca.
Deddy Arsya, bukunya yang termutakhir, Khotbah si Bisu, terpilih sebagai Buku Sastra Terbaik 2019 versi majalah Tempo.