Kuyt dan Perjuangan
Hari Prasetyo
Wartawan Tempo
Dirk Kuyt berlutut di lapangan Stadion Castelao, Fortaleza, Brasil, Minggu lalu, setelah tendangan penalti Klaas-Jan Huntelaar membobol gawang kiper Meksiko, Guillermo Ochoa. Sepasang tangannya menunjuk ke langit. Matanya basah. "Untuk ayah yang ada di atas sana."
Hari Prasetyo
Wartawan Tempo
Dirk Kuyt berlutut di lapangan Stadion Castelao, Fortaleza, Brasil, Minggu lalu, setelah tendangan penalti Klaas-Jan Huntelaar membobol gawang kiper Meksiko, Guillermo Ochoa. Sepasang tangannya menunjuk ke langit. Matanya basah. "Untuk ayah yang ada di atas sana."
Hari itu adalah tepat peringatan tujuh tahun kematian sang ayah, Gerrit Kuyt, yang meninggal pada 29 Juni 2007, setelah lama berperang melawan kanker.
Hari
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini