Menikmati Teh Favorit Bekas Para Raja Eropa
Kabut seputih kapas mengandung partikel air melintasi hamparan kebun teh depan jendela. Saya hirup dalam-dalam, rasanya seperti menelan es krim. Dan dalam sekejap hawa dingin yang lembap melewati tenggorokan, memenuhi rongga dada.
Tiba-tiba, pada pukul 06:30 WIB, terdengar sirene pabrik meraung memecah kesunyian pagi di tengah perkebunan teh yang senyap. Sirene itu seperti memberi nyawa pada perkebunan teh di lereng Gunung Kerinci, Kecamatan Kayu
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini