KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin kemarin menang tipis dalam pemungutan suara untuk menyingkirkan pemimpin DPR Malaysia saat ini, Mohamad Ariff Mohamad Yusof. Kemenangan itu diraih Muhyiddin dalam sidang parlemen Malaysia yang berlangsung alot.
Politik di Malaysia mengalami gejolak sejak pemerintahan reformis yang dibentuk koalisi Pakatan Harapan runtuh pada Februari lalu. Dalam situasi gaduh ketika itu, Muhyiddin berhasil merebut kursi perdana menteri yang ditinggalkan Mahathir Mohamad.
Muhyiddin mengambil alih kekuasaan di Malaysia dengan mudah, tanpa melalui proses pemilihan umum. Sempat pula berkembang spekulasi bahwa dia tidak punya dukungan politik yang cukup dari anggota parlemen untuk mempertahankan kekuasaannya.
Namun, dalam pemungutan suara anggota legislatif yang diawasi secara ketat, spekulasi tersebut akhirnya terbantahkan. Muhyiddin berhasil menyingkirkan pemimpin parlemen saat ini—yang berasal dari Pakatan Harapan—dengan memenangi dukungan 111 anggota parlemen terhadap 109 anggota oposisi.
Kelompok oposisi geram atas kemenangan Muhyiddin itu. Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, menyebut usul pemerintah untuk mengganti pimpinan parlemen sebagai tindakan yang tidak masuk akal.
“Jika kita sudah memiliki ketua DPR dengan kredibilitas dan rekam jejak yang baik, mosi untuk mencopotnya harus memiliki alasan kuat,” kata Anwar.
Setelah Ariff dicopot, Muhyiddin mengajukan mosi agar Ariff digantikan oleh bekas Ketua KPU Malaysia, Azhar Azizan Harun. Kelompok oposisi menuntut diadakan pemungutan suara untuk menentukan ketua DPR baru dan berupaya mengusulkan calon alternatif. Tapi Azhar buru-buru dilantik, diiringi cemooh para anggota parlemen.
AL JAZEERA | SITA PLANASARI AQUADINI