JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun ini bakal lebih rendah ketimbang pada triwulan pertama. Pada tiga bulanan pertama, angkanya diumumkan sebesar 2,7 persen.
"Walaupun dibandingkan dengan negara lain kita tidak terlalu buruk, itu karena kita belum mulai terkena dampak penuh Covid-19. Jadi triwulan II diperkirakan kondisi ekonomi lebih parah," ujar Destry dalam diskusi virtual, kemarin.
Tingkat pertumbuhan di triwulan I 2020 pun sudah lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia pada awal tahun. Pemerintah pernah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi sebesar 4 persen karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) baru berlaku pada Maret lalu.
Namun realisasinya berbeda. Menurut Destry, sejumlah lembaga dunia sudah memperkirakan terjadinya resesi ekonomi pada tahun ini. "Tidak bisa dihindarkan," kata dia.
Dia mencontohkan JP Morgan yang memperkirakan pertumbuhan global tahun ini sebesar -1,1 persen. Economist Intelligence Unit (EIU) memproyeksi pertumbuhan ekonomi -2,2 persen, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan -3 persen, HSBC memprediksi -3,3 persen, dan Fitch Rating -3,9 persen. Kondisi itu membuat bank sentral di berbagai negara melonggarkan fiskal dengan defisit yang semakin besar. CAESAR AKBAR