TAIPEI - Presiden Tsai Ing Wen kemarin mengingatkan Cina agar memikirkan kembali sikap kerasnya terhadap Taiwan. Dia menegaskan bahwa Taiwan sudah merdeka dan segala bentuk invasi akan dibayar mahal.
Dalam wawancara dengan BBC, Tsai mengatakan tidak perlu secara resmi mengumumkan negaranya merdeka karena pada dasarnya wilayah yang dipimpinnya itu sudah mandiri. "Kami tidak perlu menyatakan diri sebagai negara merdeka. Kami sudah menjadi negara merdeka dan menyebutnya dengan Republik Cina Taiwan," katanya seperti dikutip France24, kemarin.
Jajak pendapat pun menunjukkan bahwa semakin banyak orang Taiwan menolak gagasan bahwa pulau itu harus menjadi bagian dari daratan Cina. "Kami memiliki identitas terpisah dan kami adalah negara sendiri. Kami layak dihormati dari Cina."
Perempuan pemberani itu memenangi masa jabatan presiden kedua dalam pemilu yang digelar pada akhir pekan. Perolehan suaranya mencapai rekor, yakni 8,2 juta suara. Perolehan suara itu memberi sinyal kuat bagi Cina bahwa rakyat Taiwan menginginkan pemisahan.
Adapun Cina masih menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya melalui kebijakan "Satu Cina". Beijing bersumpah akan merebut kembali Taiwan, meskipun secara paksa, apalagi jika negara pulau itu menyatakan kemerdekaan. Taiwan sudah menjalankan pemerintahan sendiri, terpisah dengan Cina daratan sejak 70 tahun lalu. FRANCE24 | SITA PLANASARI AQUADINI