BANDUNG - Kepala Divisi Operasi dan Layanan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB), Agus Sugeng Widodo, mengatakan maskapai Garuda Indonesia menghentikan layanan di Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. "Karena alasan komersial," ujarnya kemarin.
Agus mengatakan Garuda menghentikan satu-satunya rute penerbangannya dari Kertajati, menuju Denpasar, sejak awal Agustus 2019. Sebelumnya, pada akhir Juli 2019, Citilink menyetop seluruh layanan penerbangan yang berjumlah lima rute penerbangan di Kertajati. "Itu kebijakan internal mereka, kami tidak mungkin ikut campur. Kami menghargai keputusan itu," kata dia.
Menurut dia, load factor Garuda diklaim relatif masih bagus selepas berpindah dari Bandara Husein Sastranegara di Bandung ke Kertajati. "Kalau dibandingkan dengan waktu di Bandung, tidak jauh berbeda. Bahkan lebih tinggi sedikit," ujar Agus.
Agus mengatakan hengkangnya Garuda diakuinya berpengaruh. "Terutama penumpang VVIP yang ingin mendapat layanan full service, tidak ada lagi sekarang. Ini kan penerbangan low-cost carrier semua."
Penghentian penerbangan Garuda dan Citilink dari Kertajati menyebabkan penurunan jumlah penumpang sekitar 1.000 orang per hari. "Rata-rata penumpang sehari antara 2.500 sampai 3.000 orang. Waktu masih ada Citilink dan Garuda, kami sampai 3.000-4.000 sehari," kata dia.
Layanan yang masih tersisa dari Kertajati, kata Agus, adalah Lion Air dan Air Asia. Lion Air dengan 10 rute penerbangan, dan Air Asia dua rute penerbangan. "Rata-rata masih load factor-nya di atas 60 persen. Masih bagus," ujarnya. AHMAD FIKRI