Dongeng Pohon Mangga Mengaku Tuhan
Enam belas pemain teater membacakan cerpen Danarto tanpa teks secara bergantian. Tubuh mereka bergerak seperti tingkah binatang, melompat dengan tangan di depan seperti kijang. Ada juga yang bergerak sedang melempari buah mangga di pohon. Sebagian lain diam seperti batu. Seorang pria bersarung tidur pulas di kursi. Di pojok panggung, seorang lelaki tua duduk sembari membaca koran.
Pentas dramatisasi cerpen itu dibuka oleh pemain pantomim Jemek S
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini