Meskipun, kalau kita lihat, pandangan tersebut masih terjebak terhadap politik identitas, yang cenderung melihat sesuatu dari perspektif dan kacamata mereka sendiri, sehingga yang terjadi adalah bias-bias etnis, agama, budaya, ras, dan golongan tertentu.
mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Pada dekade terakhir ini, wacana multikulturalisme muncul dan menjadi kajian para akademisi, peneliti, praktisi, dan tokoh agama. Hal ini sebenarnya berangkat dari keprihatinan mereka terhadap realitas obyektif yang sedang terjadi, ketika konflik, kekerasan, sektarianisme, dan diskriminasi terhadap minoritas yang mengatasnamakan etnis, suku, ras, jenis kelamin, agama, warna kulit, budaya
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.