maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin


Jawi dan Pegon

Saiful Umam,
Direktur Eksekutif PPIM UIN Jakarta

Bagi yang masih menolak atau ragu akan keberadaan Islam Nusantara, ada baiknya membaca kitab-kitab Jawi dan Pegon. Oleh para ilmuwan, kedua istilah tersebut dibedakan. Sementara Jawi adalah bahasa Melayu dalam aksara Arab, Pegon adalah Jawa (dan juga Sunda). Dengan demikian, kitab Jawi adalah kitab berbahasa Melayu dan ditulis dengan aksara Arab, sementara yang berbahasa Jawa disebut kitab Pegon. Orang yang hanya paham bahasa Arab tapi tidak tahu bahasa Melayu atau Jawa, dijamin tidak bisa membaca kitab-kitab Jawi atau Pegon. Karya-karya ulama Nusantara yang terekam dalam kitab-kitab Jawi atau Pegon sangat banyak jumlahnya dan itu merupakan bagian dari kekayaan khas Islam Nusantara.

Kitab Jawi sudah ada paling tidak sejak abad ke-17. Nuruddin al-Raniri (w. 1658) dan Abdurrauf Singkel (w. 1693) adalah dua dari banyak nama yang telah menghasilkan naskah-naskah Islam dalam tulisan Jawi. Keduanya tokoh penting dalam Kesultanan Aceh yang menduduki jabatan tertinggi dalam urusan agama, Syakh al-Islam. Jika Nuruddin menduduki jabatan tersebut pada masa Sultan Iskandar Tsani, Abdurrauf menempatinya pada masa empat Sultanah (Safiyat al-Din, Naqiyat al-Din, Zakiyat al-Din, dan Kamalat al-Din) yang memerintah 1641-1699 M. Kedua ulama tersebut menghasilkan sejumlah kitab yang membahas berbagai aspek ilmu agama dan ditulis dengan Jawi. Salah satu hal menarik dari keduanya dan dapat dikategorikan sebagai bagian dari Islam Nusantara adalah dukungannya terhadap perempuan sebagai pemimpin kerajaan.

arsip tempo : 171355297858.

. tempo : 171355297858.

Saiful Umam,
Direktur Eksekutif PPIM UIN Jakarta

Bagi yang masih menolak atau ragu akan keberadaan Islam Nusantara, ada baiknya membaca kitab-kitab Jawi dan Pegon. Oleh para ilmuwan, kedua istilah tersebut dibedakan. Sementara Jawi adalah bahasa Melayu dalam aksara Arab, Pegon adalah Jawa (dan juga Sunda). Dengan demikian, kitab Jawi adalah kitab berbahasa Melayu dan ditulis dengan aksara Arab, sementara yang berbahasa Jawa disebut kitab Pegon. O

...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 19 April 2024

  • 18 April 2024

  • 17 April 2024

  • 16 April 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan