Mudik Lebaran
Toto Subandriyo,
Penulis
Budayawan Umar Kayam (1993) pernah menyatakan bahwa secara anatomi, ritus mudik Lebaran merupakan ritus yang tidak jelas, apakah itu fenomena agama, fenomena sosial, atau fenomena budaya. Uniknya, meski semuanya berubah di negeri ini, anatomi tradisi mudik Lebaran tak pernah lekang oleh waktu.
Toto Subandriyo,
Penulis
Budayawan Umar Kayam (1993) pernah menyatakan bahwa secara anatomi, ritus mudik Lebaran merupakan ritus yang tidak jelas, apakah itu fenomena agama, fenomena sosial, atau fenomena budaya. Uniknya, meski semuanya berubah di negeri ini, anatomi tradisi mudik Lebaran tak pernah lekang oleh waktu.
Tradisi mudik Lebaran menyiratkan sebuah fenomena metafisik sebagaimana terkandung dalam ungkapan Cina: "Setinggi-tinggi bangau te
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini