Memuliakan Buku
Muhidin M. Dahlan,
Kerani@warungarsip
Setiap masa memiliki penanda khas pameran buku. Pada era pemerintahan Sukarno, pameran buku berpanglimakan politik. Karena itu, namanya "Gelanggang Buku". Ketika masa Sukarno digulung oleh sejarah, wajah pameran buku menjadi book fair, tempat perniagaan menjadi panglima. Buku adalah semata urusan bisnis dan cash flow. Niaga yang menjadi tujuan utama, sedangkan yang lain-lain sekadar ikutan.
Fajar reformasi datang, tapi semangat pameran buku tak berubah. Buku tetap sekadar benda niaga, sementara peristiwa pemuliaan buku hanyalah sampingan belaka. Label best seller menjadi sirkuit paling digandrungi oleh penerbit-penerbit pemuja laba ketimbang mencari secara intens pikiran-pikiran besar. Wajah penerbit yang tampil kemudian di pameran buku nyaris seragam dan menurut saya sangat menakutkan.
Muhidin M. Dahlan,
Kerani@warungarsip
Setiap masa memiliki penanda khas pameran buku. Pada era pemerintahan Sukarno, pameran buku berpanglimakan politik. Karena itu, namanya "Gelanggang Buku". Ketika masa Sukarno digulung oleh sejarah, wajah pameran buku menjadi book fair, tempat perniagaan menjadi panglima. Buku adalah semata urusan bisnis dan cash flow. Niaga yang menjadi tujuan utama, sedangkan yang lain-lain sekadar ikutan.
Fajar reformasi dat
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini