Habitus Politik dan Keniscayaan Korupsi
Agus Sudibyo,
Direktur Indonesia Research Centre Jakarta
Kejahatan akan lebih merusak jika dilakukan oleh orang-orang yang tidak sadar sedang melakukan kejahatan dan merasa hanya melakukan sesuatu yang lazim dilakukan orang-orang di sekelilingnya. Kejahatan itu juga lebih menggemparkan jika dilakukan orang-orang yang dalam pembawaan sehari-harinya sama sekali tidak menunjukkan gelagat penjahat ulung, bahkan mengesankan pribadi yang baik-baik saja.
Teori banalitas kejahatan ini diutarakan teoretikus politik, Hannah Arendt, untuk menjelaskan orang-orang dengan ekspresi diri yang biasa-biasa saja, normal, dan tidak menakutkan, tapi telah menjadi mesin pembunuh yang bengis dan tak berperikemanusiaan setelah menjadi bagian dari rezim Nazi. Bagi Arendt, orang-orang ini jahat bukan karena hatinya jahat, melainkan karena tak mampu mengambil jarak dari sistem, lingkungan, dan struktur yang mengkondisikan kejahatan sebagai keniscayaan, bahkan keharusan. Mereka adalah orang-orang yang tidak mampu berdialog dengan hati nurani dan memasrahkan diri kepada tatanan yang telanjur irasional dan bengkok.
Agus Sudibyo,
Direktur Indonesia Research Centre Jakarta
Kejahatan akan lebih merusak jika dilakukan oleh orang-orang yang tidak sadar sedang melakukan kejahatan dan merasa hanya melakukan sesuatu yang lazim dilakukan orang-orang di sekelilingnya. Kejahatan itu juga lebih menggemparkan jika dilakukan orang-orang yang dalam pembawaan sehari-harinya sama sekali tidak menunjukkan gelagat penjahat ulung, bahkan mengesankan pribadi yang baik-baik saja
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini