maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Google

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin


Pelemahan Mata Uang Emerging Markets

Sunarsip,
EKONOM THE INDONESIA ECONOMIC INTELLIGENCE (IEI); PEMILIK SITUS WWW.SUNARSIP.COM

Banyak analisis menyebutkan bahwa pelemahan nilai tukar mata uang di negara-negara yang sedang tumbuh pesat (emerging markets), termasuk rupiah, belakangan ini lebih disebabkan karena kinerja transaksi berjalannya yang mengalami defisit (current account deficit). Analisis ini tentu tidak keliru. Defisit transaksi berjalan menyebabkan kemampuan emerging markets dalam memasok dolar Amerika Serikat (US$) di negaranya menjadi berkurang. Namun, khususnya dalam konteks Indonesia, sepertinya kita perlu mencermati akar permasalahan sesungguhnya di balik pelemahan nilai tukar ini agar kebijakan kita tidak keliru dalam menyikapinya.

Dalam beberapa bulan ini, mata uang emerging markets terdepresiasi cukup tajam. Pelemahan ini juga dipicu oleh pengumuman bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), yang berencana mengurangi stimulus moneter secara gradual. Michael Hood dari J.P. Morgan dalam analisisnya di majalah Institutional Investor edisi September 2013 menyebutkan bahwa, sejak Mei hingga akhir Agustus lalu, mata uang emerging markets terdepresiasi rata-rata 10 persen. Bahkan, beberapa negara mengalami depresiasi yang besar, seperti rupee India (22 persen) dan rupiah (17 persen). Sedangkan peso Meksiko terdepresiasi sebesar 11 persen sejak awal kuartal kedua 2013.

arsip tempo : 171163075245.

. tempo : 171163075245.

Sunarsip,
EKONOM THE INDONESIA ECONOMIC INTELLIGENCE (IEI); PEMILIK SITUS WWW.SUNARSIP.COM

Banyak analisis menyebutkan bahwa pelemahan nilai tukar mata uang di negara-negara yang sedang tumbuh pesat (emerging markets), termasuk rupiah, belakangan ini lebih disebabkan karena kinerja transaksi berjalannya yang mengalami defisit (current account deficit). Analisis ini tentu tidak keliru. Defisit transaksi berjalan menyebabkan kemampuan emerging mark

...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 28 Maret 2024

  • 27 Maret 2024

  • 26 Maret 2024

  • 25 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan