Kemarau Panjang Pendidikan Inspiratif
J. Sumardianta,
GURU SMA KOLESE DE BRITTO, YOGYAKARTA
Ada kejadian menyentuh dalam angkutan kota sepanjang Darmaga sampai Baranangsiang, Bogor. Pengemudi angkotnya anak muda. Di dalam angkot, duduk tujuh penumpang. Masih lima kursi yang belum terisi. Angkot saling menyalip berebut muatan. Tampak pemandangan aneh. Di depan angkot yang dikemudikan pemuda tadi, seorang ibu dengan tiga anak remaja berdiri di tepi jalan. Dua angkot berhenti. Si ibu bicara kepada sopir angkot. Kedua angkot lalu melenggang pergi.
Saat angkot ketiga berhenti, si ibu bertanya, "Dik, lewat terminal bus, ya?" Sopir menjawab, "Ya." Ibu tidak kunjung naik. Ia bilang, "Tapi kami tidak punya ongkos." Sambil tersenyum, sopir itu menjawab, "Gak papa, Bu. Naik saja." Si ibu tampak ragu-ragu. Sopir mengulangi perkataannya, "Ayo, Bu, naik saja, enggak apa-apa!" Kebaikan sopir angkot itu sungguh mempesona. Pas jam ramai, angkot lain saling berebut penumpang, sang sopir merelakan empat kursi untuk ibu dan ketiga anaknya. Empat penumpang gratisan ini turun di Terminal Bus Baranangsiang. Si ibu mengucapkan terima kasih kepada sopir.
J. Sumardianta,
GURU SMA KOLESE DE BRITTO, YOGYAKARTA
Ada kejadian menyentuh dalam angkutan kota sepanjang Darmaga sampai Baranangsiang, Bogor. Pengemudi angkotnya anak muda. Di dalam angkot, duduk tujuh penumpang. Masih lima kursi yang belum terisi. Angkot saling menyalip berebut muatan. Tampak pemandangan aneh. Di depan angkot yang dikemudikan pemuda tadi, seorang ibu dengan tiga anak remaja berdiri di tepi jalan. Dua angkot berhenti. Si ibu bi
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini