Sepak Bola dan Meredam Marah di Melasti Kuta
Hujan sudah membasahi Kuta. Warung Made, Jumat malam lalu, penuh pengunjung. Made Raymond--pemilik rumah makan di Jalan Pantai Kuta--bersemangat. Padahal obrolan seputar sepak bola itu sudah berlangsung hampir tiga jam. "Sepak bola di negeri ini memang harus berubah," kata Raymond.
Jumat lalu, saya berada di Bali dan Pantai Kuta bukan melakukan persinggahan terakhir ketika semakin banyak saja orang yang menginginkan perubahan. Saya sejenak meninggal
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini