Jeli Membaca Angin
Siang itu udara Jakarta masih berkabut. Hujan yang mengguyur sejak malam membuat mata mengantuk. Tapi tidak bagi Novia Nuraini. Kedua mata sayunya terpaku pada target berupa bulatan merah yang berjarak sepuluh meter di depannya. Sepi dan dingin.
Tangan kanannya kemudian merentang tali busur. Dalam sekejap sebuah anak panah melesat mengenai bulatan merah itu. Bibir tipis Novia pun merekahkan senyum. Rupanya, angin cukup bersahabat pada
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini