OYONG LIZA PULANG KANDANG
Ia meninggalkan anak-istrinya di Jakarta. Pindah ke Padang. Hidup sendiri, dia terbiasa mengawali harinya dari kulkas: mencomot sebutir telur, menceploknya, sembari menanti tanaknya nasi. Pikirannya sesibuk tangannya--membersitkan ide untuk pemain--hari itu.
Oyong Liza terus memikirkan gagasannya hingga cangkir kopi susu kering dan halaman selesai disapu--ritual paginya yang lain. Pukul 07.30, dia ditunggu latihan di lapangan di dekat rumahnya.
Dia
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini