MANCHESTER – Pemain gelandang Manchester City, Kevin De Bruyne, buka suara tentang masa depannya di Etihad Stadium. Satu pilihannya adalah hengkang andai upaya banding klubnya ditolak Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) menghukum The Citizens julukan Manchester City dilarang tampil di Liga Champions lantaran dianggap melanggar aturan keuangan, Februari lalu. Selain itu, mereka dikenai denda 30 juta euro.
City melakukan banding. Tapi, akibat pandemi Covid-19, upaya itu masih belum membuahkan hasil. Keputusan CAS itulah yang bisa membuat pemain Belgia tersebut berpikir ulang. Satu yang ditakuti klub: dia hengkang.
Tentu saja hal ini menjadi kerugian besar bagi City. De Bruyne, 28 tahun, merupakan pemain penting di klub itu.
Saat ini dia tercatat sebagai pengumpul assist atau operan berbuah gol terbanyak di Liga Primer. Bahkan dia pun masuk sebagai kandidat pemain terbaik musim ini.
"Klub telah memberi tahu kami bahwa mereka akan mengajukan perlawanan terhadap hukuman itu. Klub juga menyatakan 100 persen berada di jalan yang benar," kata De Bruyne kepada koran Belgia Het Laatste Nieuws, kemarin.
Saat ini De Bruyne menyatakan hanya bisa menunggu putusan dari CAS. Dia pun percaya terhadap apa yang dilakukan klub. Tapi bukan berarti kondisi aman-aman saja.
"Sekali putusan ditetapkan, saya akan melihat segalanya. Yang jelas, dua tahun bukanlah waktu yang sebentar," katanya.
Tentu saja waktu dua musim tidaklah singkat. Seandainya De Bruyne mau menunggu, dia baru bisa bermain lagi di Liga Champions saat usianya memasuki angka 30 tahun.
Namun, sekiranya hukuman itu dipersingkat menjadi satu tahun, dia juga harus mempersiapkannya dengan baik. Bisa jadi, De Bruyne masih akan berada di Etihad. "Kita lihat apa yang akan terjadi nanti," katanya.
De Bruyne membantah bila rencana ini dilakukan karena pengaruh pihak lain. Salah satunya Pep Guardiola. Pelatih asal Spanyol itu memang memiliki kontrak setahun lagi di Etihad.
"Saya tidak akan mengambil keputusan berdasarkan apa yang akan dilakukan Pep," katanya. "Kalau dia pergi, saya tetap harus bekerja sama dengan pelatih lain."
Namun apa pun bisa terjadi. Seandainya De Bruyne memilih hengkang, tentu para petinggi klub akan dibuat pusing. Bukan mustahil, langkahnya akan diikuti pemain lainnya.
Ketika hukuman ini jatuh, Pep menyatakan tidak akan hengkang dari Etihad. Bahkan dia meminta para pemain melakukan hal yang sama.
Beberapa pemain menyatakan tekad yang sama dengan sang pelatih. Salah satunya adalah Raheem Sterling, salah seorang penyerang penting skuad Guardiola.
Melalui agennya, bekas pemain Liverpool itu menyatakan tidak pernah berpikir untuk meninggalkan Manchester City. "Saat ini Raheem hanya berpikir bermain untuk City," kata sang agen ketika itu.
Menjadi juara Liga Champions menjadi ambisi besar yang belum dicapai The Citizens sejak diambil oleh Sheikh Mansour bin Zayed al-Nahyan. Sejak ikut di kompetisi ini pada musim 2011/2012 , langkah mereka selalu tersandung. Prestasi terbagus terjadi pada musim 2015/2016, saat mereka lolos ke babak semifinal.
Pada musim kali ini, mereka masih memelihara peluang untuk lolos ke babak yang lebih jauh. Dalam laga 16 besar, di leg pertama, mereka menang atas Real Madrid 2-1.
Namun, dengan dihentikannya kompetisi akibat wabah corona, mereka harus menunggu lebih lama lagi perjalanan di liga ini. Tentu ini membuat petinggi City dag-dig-dug.
Belum lagi kompetisi Liga Primer yang terhenti akibat pandemi Covid-19, yang sudah pasti mem-pengaruhi pendapatan klub. Mereka juga harus menanti putusan dari CAS tentang bandingnya ke UEFA itu.
Namun satu hal yang bikin lega adalah ungkapan De Bruyne sendiri. Selama bukan karena hilangnya kesempatan bermain di Liga Champions, pemain yang diminati Real Madrid itu menyatakan akan setia berada di Etihad.
"Saya bahagia bermain di klub ini. Saya bermain bersama tim terbaik di dunia," katanya.
DAILYMAIL | GUARDIAN METRO | IRFAN BUDIMAN