JAKARTA – Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) menyiapkan program untuk efisiensi penggunaan dana pemusatan latihan nasional yang terbatas. Langkah itu dilakukan sehubungan dengan adanya realokasi anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk penanggulangan Covid-19.
Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor Tanjung mengatakan setiap induk organisasi cabang olahraga hanya menerima dana pelatnas sebesar 70 persen tanpa ada tambahan. Meski belum menerima dana fasilitas pelatnas, ia memastikan efisiensi itu dilakukan karena adanya wabah virus corona. "Dengan kondisi saat ini, siapa yang tidak melakukan efisiensi?" kata dia.
Tigor mencontohkan, program efisiensi yang dilakukan antara lain pertimbangan mengembalikan atlet-atlet junior dari pelatnas untuk dibina pengurus provinsi. Selain itu, mempertimbangkan apakah para pelari junior yang kini berada di pelatnas akan tetap meneruskan latihan atau dikembalikan ke daerahnya. "Karena mereka dipanggil pelatnas pun juga harus ada target dan hasilnya kan," ujarnya.
Sejak awal pertengahan Maret lalu, PASI memutuskan untuk tidak melakukan pelatnas di Jakarta akibat kekhawatiran akan virus corona. Semua atlet sudah dipulangkan ke daerah masing-masing dengan tetap dibekali program latihan dari pusat. PASI, menurut dia, tetap memantau atletnya dari jauh.
Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih mengancam serta penundaan pelaksanaan Olimpiade Tokyo, Tigor mengatakan, PASI akan tetap melanjutkan program meski mungkin tidak akan memperoleh hasil maksimal.
Pemulangan atlet tak terkecuali juga dialami bintang baru atletik Indonesia, Lalu Muhammad Zohri. Sprinter berusia 19 tahun yang sudah mendapat tiket Olimpiade Tokyo itu harus berlatih di daerah asalnya, Mataram, Nusa Tenggara Barat, sejak corona merebak di Indonesia dan pembatasan wilayah mulai diberlakukan di Jakarta.
Zohri meraih tiket Olimpiade setelah berlaga di Golden Grand Prix Osaka 2019. Dalam kualifikasi Olimpiade 2020 itu, ia finis di urutan ketiga di belakang bintang sprinter dunia, Justin Gatlin (10 detik) serta Kiryu Yoshihide (10,1 detik). Saat itu, Zohri mampu menembus waktu 10,03 detik sehingga lolos ke Olimpiade Tokyo 2020, yang menetapkan batas minimum kecepatan 10,05 detik.
Dengan kesuksesan itu, Zohri termasuk 57 persen dari 11.091 atlet yang sudah lolos kualifikasi Olimpiade 2020, seperti yang dilansir Komite Olimpiade Internasional (IOC). Untuk sisa 43 persen yang belum lolos, IOC akan bekerja sama dengan setiap federasi internasional guna membuat penyesuaian untuk sistem kualifikasi Olimpiade 2020.
Selain berlatih di kampung halamannya sejak 19 Maret lalu, Zohri tidak lagi mengikuti lomba lari internasional sebagai ajang uji coba. Salah satu kompetisi internasional yang batal diikuti Zohri adalah Brisbane Oceania Area Permit 2020 di Australia. Sebelumnya, ia juga batal tampil dalam dua kejuaraan di Cina, yakni Kejuaraan Atletik Asia Indoor pada 12-13 Februari serta Kejuaraan Atletik Dunia Indoor pada 13-15 Maret.
Terkait dengan kebijakan pemulangan atlet, manajer pelatnas atletik, Mustara Musa, mengatakan pelatih pelatnas bakal melakukan mentoring bagi pelatih lokal untuk program latihan atlet nasional tersebut. "Kondisi seperti ini tentunya tidak menguntungkan semua pihak," kata dia.
Sementara itu, Kejuaraan Atletik Eropa 2020, yang sedianya digelar pada 25-30 Agustus di Paris, Prancis, akhirnya juga resmi dibatalkan panitia penyelenggara lantaran turut terkena dampak pandemi Covid-19. "Keputusan pembatalan didasari pandemi virus corona yang masih berlangsung dan risiko yang ditimbulkan situasi ini, yang tak bisa dikendalikan, serta pelarangan kerumunan massa di Prancis," demikian pernyataan badan atletik Eropa.
Federasi atletik Prancis sudah mengeluarkan laporan dari komisi medis mereka, yang mengevaluasi risiko bagi penonton dan petugas jika kejuaraan tetap dilangsungkan. "Kami sebelumnya berharap bisa memberikan tujuan bagi para atlet Eropa untuk tampil di sebuah ajang akbar pada akhir musim panas," kata presiden interim badan atletik Eropa, Dobromir Karamarinov.
Kejuaraan Atletik Eropa menjadi kompetisi olahraga berikutnya yang terkena dampak pandemi Covid-19, setelah Euro 2020 dan Copa America 2020 diundur setahun, lalu disusul Olimpiade Tokyo.
ANTARA | TELEGRAPH | IRSYAN HASYIM | NUR HARYANTO