LONDON - Pertandingan tinju kualifikasi Olimpiade 2020 untuk zona Eropa yang digelar di Copper Box, Queen Elizabeth Olympic Park, London, Inggris, tetap berlangsung. Namun kekhawatiran akibat wabah virus corona membuat satuan tugas tinju dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) memutuskan menggelar pertandingan tertutup bagi penonton mulai babak perempat final, kemarin.
Franco Falcinelli, Presiden Konfederasi Tinju Eropa (EUBC), mengatakan ia khawatir terhadap sangat tingginya risiko petinju tertular virus itu. Keputusan tersebut dibuat karena kekhawatiran publik, atlet, dan sukarelawan. "Menurut saya, sangat aneh bahwa kompetisi di Inggris masih terbuka di saat yang sulit seperti ini," kata Falcinelli.
Ia juga khawatir petinju dan setiap tim tamu akan kesulitan untuk pulang ke negara masing-masing setelah acara ini karena pembatasan penerbangan. Ia mencontohkan, sudah tidak ada penerbangan dari Inggris ke Italia. "Banyak dari mereka mungkin memiliki masalah untuk kembali ke negaranya."
Panitia penyelenggara lokal memahami alasan keputusan untuk menggelar pertandingan tanpa penonton itu. Panitia berjanji semua pemegang tiket berhak atas pengembalian uang.
Bagi penggemar tinju, mereka masih bisa menyaksikan pertandingan yang disiarkan langsung Olympic Channel, dengan 53 pertandingan yang telah dijadwalkan. Pertandingan yang diikuti 342 petinju putra dan putri dari 43 negara itu memperebutkan 77 tempat di Olimpiade 2020 di Tokyo pada Juli-Agustus nanti.
Jika kualifikasi tinju di Eropa masih berlangsung dalam pekan ini, kualifikasi di zona Asia/Oseania sudah selesai digelar di Amman, Yordania. Sayangnya, petinju Indonesia yang berjuang untuk meraih tiket Olimpiade tak mendapatkan hasil yang diharapkan dalam kejuaraan yang digelar di Prince Hamzah Sports Hall, Amman 3-12 Maret lalu, tersebut.
Ada empat petinju yang dikirim dalam kejuaraan tersebut, yakni Maikhel Roberrd Muskita (75 kilogram putra), Aldoms Suguro (52 kg putra), Lucky Mira Agusto Hari (57 kg putra), dan Silpa Lau Ratu (57 kg putri). Mereka tak mampu lolos sampai babak semifinal, yang menjadi syarat minimal untuk menuju Olimpiade Tokyo.
Hanya Maikhel yang mampu lolos sampai babak perempat final. Sedangkan petinju lainnya kandas di babak pertama. Perjalanan Maikhel dihentikan petinju India, Ashish Kumar, yang menang telak 5-0. Padahal Maikhel tinggal selangkah lagi untuk lolos ke Olimpiade jika menang dalam laga tersebut.
Petinju Indonesia masih punya satu kesempatan untuk meraih tiket ke Olimpiade Tokyo, yakni dengan mengikuti kejuaraan pra-Olimpiade di Paris, Prancis, pada 13-20 Mei mendatang. Namun persaingan di kejuaraan ini lebih berat karena akan diikuti semua petinju di dunia. Selain itu, kejuaraan ini masih belum pasti akan digelar karena masih menunggu perkembangan wabah virus corona.
Jika petinju Indonesia masih berjuang menuju Olimpiade Tokyo 2020, Boy Pohan akan menjadi wasit dan hakim tinju pertama Indonesia di Olimpiade nanti. Pria asal Padang, Sumatera Barat, berusia 36 tahun tersebut saat ini pun sedang memimpin kompetisi tinju kualifikasi di London.
Selain itu, Boy-yang juga Ketua Wasit/Hakim Pengurus Provinsi Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) DKI Jakarta-telah bertugas dalam kualifikasi Olimpiade di Senegal pada 20-29 Februari lalu. Boy dipercaya memimpin 31 pertarungan sampai babak final. "Jika ditemukan satu poin saja yang salah dalam satu pertandingan, posisi bertugas di Olimpiade bisa terancam," kata Boy saat ditemui sebelum berangkat ke London, pekan lalu.
Kesempatan memimpin laga Olimpiade didapatkan setelah Boy mendaftarkan diri mengikuti seleksi Federasi Tinju Amatir Dunia (AIBA). Syaratnya, hanya wasit yang memiliki lisensi bintang tiga yang boleh mendaftar. Adapun di Indonesia, hanya ia dan Hermanto Ginting yang memenuhi syarat tersebut. Keduanya pun mendaftar, tapi hanya Boy yang menerima undangan untuk bertugas di Tokyo.
Berdasarkan aturan baru AIBA, menurut Boy, saat ini pertandingan tinju lebih menarik disaksikan. Petinju akan tampil menyerang sepanjang ronde. Aturan ini menuntut petinju memiliki kondisi fisik yang sangat prima sehingga benar-benar menampilkan seni bertinju tingkat tinggi.
"Petinju Indonesia harus mengikutinya jika ingin meraih prestasi pada SEA Games, Asian Games, maupun Olimpiade," kata Boy. BBC | DAILYMAIL | IRSYAN HASYIM | NUR HARYANTO
Kejuaraan Tinju Kualifikasi Olimpiade Digelar Tertutup