KIEV - Ukraina berpesta. Tim mereka lolos ke Piala Eropa 2020 yang akan digelar tahun depan.
Pusat pesta berada di Stadion Olimpiade, Kiev. Di sana, Shovto-Blakytni-julukan tim itu-sukses menekuk tim kuat Portugal, 2-1, dalam laga ketujuh kualifikasi Grup B.
Kedua gol Ukraina dicetak oleh duet penyerang Roman Yaremchuk dan Andriy Yarmolenko. Balasan satu gol Portugal dicetak oleh Cristiano Ronaldo lewat sepakan penalti.
Tiga poin itu membuat perolehan angka Ukraina mencapai 19. Nilai yang aman karena tidak mungkin terkejar oleh tim peringkat ketiga, Serbia, yang mengantongi 10 angka dengan dua sisa laga.
Pelatih Ukraina, Andriy Shevchenko, merasa lega bukan main lantaran timnya bisa menumbangkan Portugal. Sebab, tim berjulukan Selecao das Quinas itu datang ke Kiev dengan kekuatan penuh.
Di atas kertas pun, pasukan Portugal lebih mentereng dibanding pasukan Shevchenko. Portugal juga tampil ganas.
Mereka menguasai 60 persen pergerakan bola, bikin 10 peluang gol dalam 24 kali serangan. Adapun tim tuan rumah bermain rapi, disiplin, dan efektif.
Buktinya, Oleksandr Zinchenko dan kawan-kawan, dengan berbekal 40 persen pergerakan bola, sanggup bikin empat peluang gol dari lima kali percobaan.
"Kami bisa mencetak dua gol dari empat peluang terbaik kami. Saya sangat puas atas penampilan para pemain," kata Shevchenko.
Legenda hidup AC Milan itu sempat deg-degan ketika gelandang Taras Stepanenko diusir wasit pada menit ke-72. Saat itu Ukraina memimpin dengan skor 2-0. Mujur bagi Shevchenko, Portugal hanya bisa membalas satu gol.
"Bagi saya, itu adalah 15 menit yang pelik. Kami harus bermain dengan 10 pemain melawan Portugal yang sedang ganas-ganasnya," kata pelatih berusia 43 tahun itu.
Shevchenko kini bisa tersenyum lebar di hadapan publik Ukraina. Sheva-panggilan akrabnya-pernah dicibir lantaran gagal mengantarkan Ukraina ke Piala Dunia 2018.
Ketika itu, Ukraina hanya mampu finis di urutan ketiga Grup I kualifikasi zona Eropa. Hanya juara grup yang berhak lolos otomatis. Adapun tim runner-up grup harus berduel lagi di partai play-off.
Beruntung, ketika itu tensi Ukraina dengan Rusia-tuan rumah Piala Dunia 2018-sangat tinggi. Pangkal masalahnya adalah pencaplokan daerah Krimea di wilayah Ukraina oleh Rusia. Walhasil, kegagalan Sheva tak terlalu disorot.
Shevchenko berdinas di kursi pelatih tim nasional sejak 16 Februari 2016 sebagai asisten pelatih Mykhaylo Fomenko. Saat Fomenko mundur pada pertengahan Juli setelah gagal total memimpin Ukraina di Piala Eropa 2016, Sheva pun naik pangkat.
Bersama Shevchenko, kualitas tim nasional Ukraina mengalami kemajuan. Meski gagal dalam Piala Dunia 2018, Sheva masih bisa berbicara di Liga Negara UEFA 2019.
Ukraina sukses promosi dari Liga B ke Liga A. Kini, Ukraina lolos ke putaran final Piala Eropa 2020.
"Saya telah membuktikan tiga tahun di tim nasional bisa memberikan dampak positif. Memang, menuju kesuksesan itu membutuhkan kerja keras dan motivasi," kata Shevchenko.
Sejumlah media lokal menyebut Shevchenko sukses meramu tim yang berisi kombinasi pemain senior dan junior. Sebagai contoh, kiper senior Andriy Pyantov, 35 tahun; gelandang Taras Stepanenko (30); dan penyerang Junior Moraes (32).
Adapun daun muda diwakili oleh bek kiri Vitaliy Mykolenko, 20 tahun; bek kanan Eduard Sobol (24); gelandang Mykola Matviyenko (23); dan bintang muda Manchester City, Oleksandr Zinchenko (22).
Media di negeri itu pun menyanjung Sheva. Jurnalis Football Ukraina, Artem Frankov, menyebut Shevchenko sukses bikin tim nasional lebih bermain kreatif dalam menyerang.
"Padahal sepak bola menyerang nan kreatif tak cocok dengan Ukraina karena kami tak punya pemain sehebat tim Spanyol. Tapi kini Ukraina muncul seperti tim hebat Eropa," kata Frankov. UEFA | BBC | YAHOO | INDRA WIJAYA
Buah Kerja Keras Shevchenko